Jumat, 23 Juli 2010

Perjalanan Pulang (sedikit diubah)

Disclaimer : Bleach © Tite Kubo

Pairing : RenHina

Warning : a little bit OOC *?*, AU, Gaje, bahasa agak aneh..

Genre : Romance bukan, humor bukan, frenship? Gg tw, general aja

.

Sore itu, dua orang sahabat tengah bercakap-cakap di koridor sekolah. Jam pelajaran telah selesai dan mereka akan pulang bersama.

Kedua sahabat itu adalah Renji Abarai dan Momo Hinamori. Mereka berjalan dengan riang. Nampaknya, hari itu Hinamori senang sekali.

"Huwaa, aku senang sekali, Abarai-kun!" kata Hinamori ceria.

"Ada apa?" tanya Renji sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Kemarin, paman Aizen datang ke rumahku! Dia bawa oleh-oleh banyak banget!" kisah Hinamori. Kayak anak kecil aja si Momo!

"Owh~! Waa, aku ikutan seneng aja deh," ucap Renji, "Ehem, Hinamori.."

"Ya?"

"A..aku.."

"Ng? Apa?"

"Bukan apa-apa. Ehem, terus, Paman Aizen itu orangnya kayak gimana?" tanya Renji.

Merekapun kembali berjalan dengan riang.Hinamori bercerita tentang Aizen. Renji mendengarkan sambil menggenggam tangan Hinamori lembut. Hinamori tersentak, tapi entah kenapa dia malah balas menggenggam tangan Renji.

Tiba-tiba, seseorang menepuk pundak mereka berdua.

"Woy!" kat pemuda berambut pirang pada Renji dan Hinamori.

"Kira-kun? Bikin kaget aja," gumam Hinamori shock.

"Jangan dua-duaan! Gue bareng!" pinta Kira. Renji cuma bisa menghela napas.

.

Mereka bertiga berjalan bersama dengan riang. Hinamori bercerita tentang paman Aizen-nya. Renji dan Kira mendengarkan Hinamori yang bercerita dengan semangat. Sampai di pertigaan, Kira berbelok ke kiri, sementara Renji dan Hinamori ke kanan.

"Kesempatan! Tuh si Kira udah pulang! Ini saatnya, Renji!" kata inner-Renji pada Renji *?*

Renji kembali memegang tangan Hinamori.

"Kenapa, Abarai-kun?" tanya Hinamori, bingung tapi enjoy aja tuh digandeng Renji. Wow!

Renji terdiam. Mukanya merah. Hinamori makin bingung dengan tingkah sahabatnya yang satu ini.

"Hm, dia kenapa sih? Aku tahu aku cantik, tapi nggak usah segitunya kali!" batin Hinamori. Nah lho? Kok malah narsis?

Renji menghela napas. Masih menggenggam tangan Hinamori. Wajahnya tertunduk. Hinamori mendekatkan wajahnya untuk melihat wajah si nanas merah itu.

"Kamu kenapa, Abarai-kun?" tanya Hinamori seraya meletakkan tangannya di dahi Renji. Agak jinjit sih.

Dan….jeng jeng~!

Hinamori sukses membuat si rambut merah jadi si kulit merah! *?* Yap, si Renji jadi blushing tingkat akut! Hinamori jadi makin bingung. Cepat-cepat Renji menurunkan tangan Hinamori dari dahinya.

"A..aku nggak apa-apa!" ujar Renji gagap.

"Yakin? Kok mukamu merah? Aku jadi nggak tahu mana yang muka mana yang rambut nih," kata Hinamori.

Dan..Hinamori sukses mengubah emosi Renji dari malu jadi marah a.k.a angry~!

"MAKSUD LOE APA HAH???" bentak Renji kesal. Hinamori bergidik.
"Nape lagi nih dia? Haduh, aku salah apa sih? Aku tahu aku cantik!" Hinamori mulai membatin.

Renji tiba-tiba menampakkan ekspresi kaget. Hinamori jadi ikutan kaget! Renji baru nyadar sesuatu.

"Gaswat! Barusan aku ngebentak Hinamori! Wuaah. Gaswat!" batin Renji.

"Kamu kenapa sih? Mau ngomong sesuatu?" tanya Hinamori. Renji keringet dingin.

"A..ku..sebenernya…"

Hinamori makin bingung. "Wait, jangan bilang ni babon suka ma aku? Waks! Punya pacar babon? Tapi..dia baik.. ARGH! Mikir apaan sih! " Hinamori mulai membatin nggak jelas.

"Sebenarnya aku…"

"Ya?" Hinamori mulai kehilangan kesabaran.

"Aku..suka kamu," ujar Renji. Hening.

"Mission completed! Tinggal jawabannya Hinamori. Tapi..kok dia keringet dingin gitu? Apa sih kurangnya aku? udah ganteng, keren~" batin Renji dengan narsisnya.

Sedangkan Hinamori rasanya udah mau meledak! "Gila! Tu babon beneran suka ma aku! wuah.. jawab apaan ya? Ukh.."

Renji menatap penuh harap. Hinamori menghela napas.

"Iya deh," jawabnya. Kesannya nggak ikhlas banget gitu.

"Waa, arigatou Hinamori! Ng? tapi, kamu kok kayaknya nggak ikhlas gitu?" tanya babon –coret- Renji.

"Ah, nggak kok," ujar Hinamori seraya menggandeng tangan Renji. Wew, mesranya~

Dan perjalanan mereka pulangpun berakhir dengan happy ending.

-END-

A Card For You

Disclaimer : Bleach ©Tite Kubo

Kamis, 1 April 2010

Rukia menghela nafas. Hari yang melelahkan baginya. Ia merindukan seseorang. Ya, teman masa kecilnya sekaligus cinta pertamanya. Nama yang selalu ia panggil ditidurnya. Toushiro, ya.

Tapi, ia tak mungkin bertemu dia lagi. Toushiro telah pergi berangkat ke Tokyo untuk sekolah. Tentu saja, untuk memuaskan ambisinya untuk bersaing. Ia sangat menyukai persaingan.

Tiba-tiba saja dia merasa tidak enak. Lalu, dia merasakan ada seseorang dibelakangnya. Dengan ragu, ia menoleh dengan cepat.

Sekelebat bayangan hitam sepertinya bersembunyi dibalik semak-semak. Dengan langkah ragu, ia melangkah.

"DOR!" teriak bayangan tadi. Rukia tersentak.

"Toushi..ro?" Rukia tidak mempercayai pengelihatannya. Toushiro Hitsugaya, orang yang dinantikannya, kini ada didepannya.

"Hai. Nggak suka ketemu aku ya?" tanya Toushiro.

"Kau! Kau Toushiro! Aku sudah lama mencarimu! Ada yang ingin kubicarakan!" ujar Rukia sambil memukul pelan Toushiro. Yang dipukul tertawa kecil.

"Kangen ya?"

Flashback

Kamis, 25 Maret 2010

"Pos!" seru tukang pos didepan rumah keluarga Kuchiki. Rukia terbangun dari tidurnya. Hri ini ia tidak enak badan. Ibunya, Hisana, menerima surat dari tukang pos. rukia melihat itu dibalik jendela kamarnya. Tiba-tiba, Hisana masuk ke kamar Rukia.

"Ini untukmu," kata Hisana. Rukia menaikkan sebelah alisnya.

Sebuah kartu pos. Disana ada gambar Hallowen, padahal ini bukan Hallowen. Dibagian depannya ada tulisan "A Card For You", dan ditujukan untuk Rukia Kuchiki.

"Dari siapa?" tanya Rukia. Hisana menggeleng.

"Ibu tak tahu. Disana tidak tertulis nama pengirimnya," jawab Hisana.

Rukia membuka kartu pos itu. Tulisannya Cuma menyapa Rukia dan mendoakan agar ia cepat sembuh. Alis Rukia mengerenyit. Cap posnya Tokyo. Siapa orang Tokyo yang mengiriminya kartu itu? Hm..Seingat Rukia, ia tidak punya teman dari Tokyo.

"Atau mungkin Toushiro? Ah, nggak mungkin Toushiro," batin Rukia.

Setelah berpikir panjang, ia membalas kartu itu. Isinya menanyakan identitas pengirim dan ucapan terimakasih karena mengkhawatirkannya. Hisana mengirimkan kartu pos itu.

Keesokan harinya

Sepulang sekolah, Rukia bertanya pada ibunya, apakah ada kartu pos untuknya. Hisana mengangguk dan memberikan sebuah kartu dengan gambar Hallowen dan tulisan "A Card For You". Rukia tersenyum.

Dibacanya kartu itu. Seketika senyuman itu hilang. Dia membanting dirinya ke kasur kamarnya dan menaruh kartu itu asal. Isinya simple, cuma 1 kalimat. "Kau tidak perlu tahu siapa aku." Ya, hanya itu.

Setelah sekitar 5 menit, Rukia menulis balasan untuk kartu itu. Isinya juga nggak kalah simple. "Kau mengenalku?"

Keesokan harinya lagi, Rukia menerima kartu balasan. Dengan model sama, tulisan yang selalu ada disana juga sama. "A Card For You".

"Ini pasti dari dia," gumam Hisana dan menyerahkan kartu itu pada Rukia.

"Itu dari siapa, Hisana?" tanya Byakuya. Hisana menggeleng.

"Aku tidak tahu,"

"Kau, Rukia. Itu dari siapa?"

"Aku juga tidak tahu. Tapi aku kan mencari tahu," jawab Rukia mantab.

Rukia melangkah menuju kamarnya. Dibukanya kartu itu. Rukia tersenyum kecut . Isinya adalah :

"Aku sangat mengenalmu, kamu juga sangat mengenalku. Mungkin kamu sudah melupakanku, tapi aku nggak akan lupa sama kamu. Coba tebak, siapa aku?"

"Kau stalker!" gumam Rukia pelan. Tapi, ia tahu kalau orang yang mengirim kartu itu bukan stalker. Sepertinya, ia mengenali tulisan itu.

Dibalasnya kartu itu :

"Aku kan nggak tahu kamu siapa? Kenapa kamu inget aku terus? Kamu yakin nggak salah kirim? Kenapa kamu nggak mau identitasmu ketahuan? Dasar Mr. Ius"

Sabtu, 27 Maret 2010

Rukia terkejut dengan balasan si Mr. Ius. Isinya adalah :

"Aku nggak mungkin salah kirim, Rukia Kuchiki. Aku sangat mengenalmu. Kamu suka chappy, kan? Ingat aku pernah mengambilkan boneka chappymu yang hanyut?"

"Itu…"

Rukia langsung membalas kartu itu engan satu kata saja. "Toushiro?"

Back to 1 April.

"Kau ini! Pakai nulis kartu gaje gitu. Dasar!" protes Rukia. Toushiro tertawa.

"Aku cuma bercanda. Senag rasanya mengetahui kau sehat-sehat saja," kata Toushiro sambil tersenyum. Rukia tersipu.

"Daripada itu, kapan pulang?" tanya Rukia.

"Kemarin. Aku disini untuk membantu ibuku. Yah, sekolahku kan belum selesai, jadi aku disini. Selama satu minggu," ujar Toushiro. Rukia kaget.

"Satu minggu?" tanya Rukia lagi. Toushiro mengangguk.

", ini kan pertemuan setelah sekian lama, Toushiro. Begitu cepat kamu akan pergi," batin Rukia.

Keesokan harinya, rukia pergi ke sekolah. Dengan malas, dia berangkat sendiri. Ayahnya, Byakuya, sedang tugas ke luar kota. Diluar dugaan, Toushiro sudah menunggunya dengan Honda Beat kesayangannya. Tentu saja, Rukia kaget.

"Mau kuantar, Nona?" tawar Toushiro. Rukia tidak menyahut.

"Hei, Rukia!" Hisana menepuk pundak Rukia. Rukia tersentak.

"Ah, i..iya! kalau tidak merepotkan Toushiro saja," sahtu Rukia. Toushiro tersenyum dan sukses membuat Rukia blushing.

.

Hari ini, pulang-pergi Rukia diantar Toushiro. Rukia merasa senang sekali. Entah kenapa, jika Toushiro ada didekatnya, dia merasa nyaman.

"Apa aku jatuh cinta?" ucap Rukia pelan. Ternyata, Byakuya mendengar kata-kata Rukia.

"Hm, anak ayah jatuh cinta? Sama siapa?" tanya Byakuya. Wajah Rukia udah kayak kepiting rebus!

"Ah, itu.." Rukia bingung mau menjawab apa. Byakuya tersenyum kecil.

"Ya sudah. Kalau nggak mau kasih tahu ayah. Sekarang, kamu istirahat," ujar Byakuya lalu menutup pintu kamar Rukia.

Keesokan harinya, Rukia diantar Toushiro. Sesampai disekolah, teman-teman Rukia pada was-wes-wos karena selama ini, Rukia biasanya nggak pernah berangkat dianter cowok lain selain ayahnya. Wah, yang paling lebay nih, Renji Abarai dan Ichigo Kurosaki. Secara mereka teman dekat Rukia, kok nggak kenal sama cowok itu.

"Woi, Rukia! Siapa cowok tadi?" tanya Ichigo dengan tatapan menyelidik.

"Ah, itu? Bukan siapa-siapa. Dia teman masa kecilku," jawab Rukia agak gagap.

"hm? Mencurigakan sekali~!" goda Renji. Rukia blushing.

"Aih, siapa? Siapa? Nggak usah ditutup-tutupi kali!" kata Ichigo diiringi suara cengengesan Renji.

"Ah, kalian nyebelin!" teriak Rukia. Dua cowok tadi ketawanya makin kenceng!

.

Saat pulang, Toushiro menjemput Rukia. Ichigo dan Renji menyoraki mereka.

"Prikitiew!" teriak Ichigo dan Renji berulang kali. Rukia hanya menghela napas. Toushiro Nampak bingung.

"Ah, biarin aja! Temanku yang itu emang agak gila kok!" kata Rukia sengaja agak keras.

"Oh, oke deh. Ayo pulang," ujar Toushiro.

Sementara jeruk dan babon yang diejek Rukia tadi cengo memandang Rukia dan Toushiro pergi.

Di tengah perjalanan

"Hoi, Rukia," panggil Toushiro. Rukia menengok ke arah Toushiro.

"Ada apa?"

"Bagaimana kalau malam minggu ini jalan-jalan denganku?" tanya Toushiro.

"Apa?" tanya Rukia memastikan.

"Ya, jalan-jalan. Malam minggu, sama aku? Nggak mau?" tanya Toushiro. Rukia terkejut tapi juga senang.

"Boleh," ujar Rukia.

Sabtu, 3 Aprill 2010, p.m

Rukia dan Toushiro sedang ngebut naik sepeda motor Honda Beat kesayangan Toushiro. Rukia dari tadi protes pada Toushiro dan menyuruhnya menurunkan kecepatanya. Tapi, Toushiro malah tertantang untuk menambah kecepatan.

Akhirnya, mereka berhenti disebuah taman dekat sungai. Mereka duduk-duduk disana sambil memandang bintang malam.

"Indah, kan?" tanya Toushiro. Rukia mengangguk.

"Ya, mau beli sesuatu?" tanya Rukia. Toushiro lalu mengajak Rukia ke sebuah toko dan membeli jus kalengan.

"Jadi, kamu senang?" tanya Toushiro.

"Ya, tentu saja. Ini sungguh menyenangkan!" kata Rukia.

"Ano, Rukia, sebenarnya aku.." gagap Toushiro. Rukia bingung.

"Ada apa Toushiro? Ngomong aja," sahut Rukia santai.

"Aishiteru, Rukia," kata Toushiro. Rukia langsung terkejut.

"Apa?"

"Aishiteru," ulang Toushiro. Seketika, Rukia pingsan.

"Gya~! Rukia?"

Minggu, 4 April 2010, 8.00 a.m

Rumah keluarga Kuchiki

Rukia bangun dari pingsannya. Yang pertama ia lihat adalah Byakuya Kuchiki. Rukia mengerjapkan matanya. Ia merasa familiar dengan ruangan dimana dia berada.

"Ayah," panggil Rukia. Byakuya bernapas lega.

"Ya, ada apa Rukia?" tanya Byakuya. Rukia menggeleng.

"Toushiro dimana?" tanya Rukia. Byakuya tersenyum kecut. Rukia bingung.

"Dia sudah berangkat ke Tokyo. Panggilan darurat," jawab Byakuya. Rukia langsung pergi keluar.

"Rukia!" panggil Byakuya. Namun, yang ada diotak Rukia hanya Toushiro.

Toushiro akan menaiki kereta. Dari kejauhan ia melihat sosok yang dikenalnya, memanggil-manggil namanya.

"Rukia?"

"Toushiro! Kau, kenapa nggak pamit ke aku?" tanya Rukia kesal. Toushiro tersenyum. Byakuya ada disitu, tapi dia diam saja.

"Maafkan aku," kata Toushiro.

"Aku..aku menyukaimu!" kata Rukia. Toushiro dan Byakuya kaget. Byakuya mengangguk.

"Aku juga, Rukia. Tapi, kamu pasti nggak bisa LDR ya?" ucap Toushiro. Rukia menggeleng.

"Lebih baik daripada nggak sama sekali!" jawab Rukia mantab. Toushiro kaget, lalu tersenyum.

"Aku akan mengirimimu kartu," ujarnya, lalu menaiki kereta.

Keesokan harinya, Rukia menerima kartu dengan gambar Hallowen dan tulisan "A Card For You". Rukia tersenyum.

END

Crazy Crazy My Pet

Disclaimer : Takeshi Obata & Tsugumi Ohba

Siang hari itu tak begitu panas, karena ini memang musim gugur. Sesuai musimnya, 2 orang pemuda tengah termenung didepan sebuah makam orang yang gugur. Tampang mereka sedih. Kelihatannya itu adalah makam orang yang penting untuk mereka. Batu nisannya kosong, tidak tertulis apa-apa..

"Mello..Near..Sudahlah, ayo masuk!" pinta Roger, orang yang mengurus panti asuhan. Makam itu memang disebelah panti.

"Ah, iya.." jawab pemuda berambut putih yang bernama Near.

Roger beranjak pergi dari tempat itu diikuti Mello dan Near. Sesampai di panti, Mello tak sabar lagi, siapa yang akan menjadi penerus L. Rupanya makam tadi adalah makam L…

"Yang akan menjadi penerus L a…" mulai Roger.

"Adalah?" kata Mello tak sabar.

"Maksud saya, akan diundi dengan cara siapa yang dapat mengurus seekor anjng yang akan datang nanti sore,akan menjadi penerus L. penilaian akan dilakukan selama 1 bulan.." lanjut Roger, diikuti protes dari Mello dan Near.

Sore harinya, anjing yang dimaksud datang. Wujud dan aura anjing itu sangat mengerikan, hampir sama kayak Cerberus! Perlahan, anjing itu dibawa memasuki ruangan.

"K..Kita harus mengurus anjing mengerikan ini?" tanya Near. Roger menganggguk, dan mendekatkan anjing itu pada Near dan Mello. Mello menatap anjing itu. Tak disangka, anjing itu balas menatap Mello sinis! Seketika, Mello bergidik.

"Baiklah, ini anjingnya..Kalian berdua, akrabkan diri kalian dengan anjing kesayangan L semasa hidupnya ini…" ucap Roger lalu pergi…

Setelah Roger menutup pintu, anjing itu menatap Near penuh arti. Near bingung, sedang Mello kesal dengan tatapan anjing itu. Mello lalu berusaha untuk akrab dengan anjing itu. Bagaimanapun juga, ini satu-satunya cara agar dia menjadi penerus L!

"Hai, doggy! Sini, kir kir…" kata Mello, sedangkan Near tersenyum melihat usaha Mello.

"Ha? Maksudmu aku? Aku punya nama!" kata anjing itu..Tunggu! KATA ANJING?

Ya, anjing itu bisa bicara. Sekarang, Near dan Mello terperanjat dengan kata-kata anjing itu..

"Maaf, kalau saya tidak salah, tadi anda bilang, anda punya nama?" tanya Near.

"Ya." Jawab anjimng itu tenang. Mello rasanya sudah mau pingsan!

"Jadi, namamu siapa?" tanya Mello berusaha ramah.

"Ro.." kata anjing itu seraya menunjukkan kalungnya yang bertuliskan 'RO' (A/N saya jadi anjing?)

"Oh, Ro-san, salam kenal. Saya Near.." kata Near.

"Aku Mello." ucap Mello tak mau kalah.

"Ya.." kata anjing yang bernama Ro itu seraya menunduk.

Dan dimulailah perlombaan mereka mengurus anjing itu. Mereka membuat perjanjian. Hari pertama ia dengan Mello, keesokan harinya dengan Near, begitu sampai genap satu bulan.

.

-Hari pertama-

Mello menghela napas dan jogging bersama Ro. Dia heran, bagaimana bisa si Ro ini jadi anjing kesayangan L? Ia tak habis piker, bahwa ujian menjadi penerus L adalah dengan mengurus seekor anjing…

"Ada apa, Mello-san?" tanya Ro pelan, agar orang-orang sekitar tidak mendengarnya.

"JANGAN BICARA!" kata Mello geram, karena benci mengakui bahwa anjing itu derajatnya lebih tinggi darinya.

"APA?" kata Ro ikutan geram, lalu buang air kecil dikaki Mello!

"GYA! APA YANG KAU LAKUKAN?" teriak Mello sembari mengejar Ro dan melemparinya pake batu. Ro tidak kehabisan akal, ia juga ikutan tending-tendang batu besar kea rah Mello. Kekuatan tendangan ro yang luar biasa, sehingga batu besar itu sukses mengenai kepala Mello.

Hari yang kacau.

.

-Hari kedua-

Kali ini, Ro bersama Near di ruang bermain. Near tengah menyusun balok-balok, sementara Ro mengobrak-abrik kotak mainan. Walau bisa bicara, dia tetap anjing! Ro menemukan boneka tengkorak yang mengerikan, seketika ia patahkan boneka itu. Near melihatnya dan memarahi Ro.

"Itu tidak baik! Bad dog!" marah Near.

Ro yang nggak terima dipanggil "bad dog" langsung menggigit tangan Near! Near yang kesakitan, spontan memukul-mukul Ro.

"GYA! SAKIT! RABIES!" teriak Near. Ro makin geram dan menginjak-injak muka Near. Mendengar suara gaduh, Mello masuk dan shock melihat pemandangan aneh. Ia lalu berusaha menolong Near.

Lagi-lagi, kesan yang buruk dari anjing kesayangan L…

Hari seperti itu berlanjut. Lambat laun, Ro makin ngelunjak, karena Near dan Mello memanjakannya. Akhirnya mereka sama-sama geram, dan memutuskan untuk berdiskusi..

.

-Mendekati 1 bulan-

"Near, aku ingin bilang, aku sudah nggak tahan lagi ngurusin anjing sialan nggak tau diri itu.." ungkap Mello.

"Saya juga sama, Mello.." kata Near.

"Jadi, menurutmu bagaimana?" tanya Mello. Mereka berpikir sejenak.

"AHA!" ucap Near.

"Apa?" tanya Mello tak sabar.

"Begini, Ro-san…"

-Genap sebulan.-

"Kemana Ro?" tanya Roger.

"Ah, dia minta untuk bebas, akhirnya kami bebaskan dia.." kata Mello

"Oh, baiklah. Jadi?" ucap Roger.

"Kami ingin berdamai…" kata Near.

"Ya." sahut Mello.

"Baiklah. Kalian memang akan menjadi penerus L bersama-sama. Itu yang tertulis di wasiat L." kata Roger.

"Jadi, kau membohongi kami?" geram Mello.

"Bu..Bukan! itu juga tertulis di wasiat L…" lanjut Roger.

"Oh.." kata Near. "Tidak sia-sia deh.."

Akhirnya, Near dan Mello dapat menjadi penerus L bersama-sama. Sementara Ro…

-OMAKE-

Ro yang lagi santai sambil makan steak tiba-tiba dimasukan dalam karung oleh seseorang yang dikenalinya sebagai Mello. Seketika, Mello mebawa karung itu ke tempat penangkaran anjing dan menempatkannya disana.

Ro yang baru bangun, kaget mendapati dirinya disana!

Hey, My Beloved Teacher!

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

"Hoahm..ngantuk banget. Jam berapa nih?" ujar cowok berambut kuning mentereng sambil terkantuk-kantuk. Ia melihat jam weker yang (menurut feng-shui harus) berwarna kuning juga.

"Naruto, ini sudah jam 6 pagi. Kamu nggak siap-siap?" gumam Kushina, ibu Naruto.

"Ah, jam 6. APA?" Naruto terkejut. Seketika, dia turun dari kasur dan siap-siap. Loh? Murid nakal kok takut telat?

"Adududuh, bisa gawat kalau aku telat!" gerutu Naruto sambil bergegas mandi.

"Naruto, pelan-pelan, nanti kamu jatuh," nasihat Minato.

Naruto tengah berlari menuju ke sekolahnya, SMP Konoha. Naruto berlari sambil berdo'a agar tidak bertemu dengan 'guru itu' jika terlambat.

Tapi, nasib berkata lain. Naruto tiba tepat pukul 7. Bel berbunyi, pagar ditutup. Naruto kini telah ditunggu oleh seseorang yang memakai kacamata dengan badan besar alias gemuk dan wajah mengerikan.

"Ka..Katsumata-sensei..a..da apa? Bu..bukannya in..ini jadwalnya..Kakashi-sensei?" tanya Naruto gagap.

"Hatake sedang ada urusan. Sudah, kau terlambat! Cepat ikut ke ruang BP," perintah Katsumata (A/N Katsumata aku ambil dari Hikaru's Go, pinjem bentar ye)

"I..iya, baik pak," ujar Naruto pasrah. Apes banget!

"Nah, Jika Juring POQ menghadap busur PQ adalah sudut siku-siku, maka berapa luas juring POQ?" tanya Anko, guru matematika.

Sakura mengacungkan tangan, Anko nmenunjuknya.

"Sudut POQ per Sudut lingkaran kali luas lingkaran," jawab Sakura.

"Bagus," puji Anko pada Sakura.

Sakura tersenyum kecil. Kebalikan dari Naruto, Sakura adalah murid paling pintar di SMP Konoha. Entah kenapa, mereka bisa berteman.

.

"Huh, jadi nilai matematikamu cuma 60, Naruto?" tanya Sakura pada Naruto. Naruto mengangguk.

"Santai aja, Sakura! Toh, Anko-sensei ngasih remedinya nggak susah-susah," ujar Naruto santai.

"Terus, kalau dipanggil Katsumata-sensei gimana?" tanya Sakura lagi.

"Aduh, kamu jangan ngasih pernyataan sial gitu dong," protes Naruto.

Anak buah Naruto datang, membawa uang 'palakan' hari ini. Naruto tersenyum, sementara Sakura merengut.

"Kamu masih malakin orang?" protesnya.

"Ssst! Udah, jangan cerewet!" kata Naruto. Diapun sukses mendapat bogem mentah dari Sakura.

"Aku cuma bercanda," ucap Naruto pelan sambil menatap Sakura yang berjalan ke kantin.

.

"6..6..6..6.." Kushina memeriksa nilai ulangan Naruto. Semua 6.

"Kamu harus dileskan," ujar Minato. Naruto menggeleng cepat.

"Nggak mau! Aku nggak mau les!" protesnya.

"Kalau begitu, perbaiki nilaimu ini. atau, les di Katsumata-sensei saja. Sepertinya itu guru favorit Naruto," ujar Minato.

"Ayah tega!" protes Naruto sambil meronta.

.

Naruto terlihat murung. Padahal, pagi hari ini cerah sekali. Sekarang dia berjalan agak cepat, karena hari ini guru piketnya Katsumata.

"Ohayou, Naruto," sapa Sakura.

"Osh!" sahut Naruto, tapi mukanya murung.

"Kenapa?" tanya Sakura. Naruto menggeleng.

Naruto dipanggil Katsumata hari ini, karena nilainya paling jeblok satu sekolah! Kini, Naruto deg-degan banget. Karena, Katsumata bilang ia akan diajari oleh seseorang.

Dan..orang itu adalah Sakura. Naruto bernapas lega.
.

Hari pertama Sakura mengajar Naruto.

"Jadi Naruto.." penjelasan Sakura terhenti karena Naruto ketiduran. Dan, bogem mentah mendarat didahi Naruto.

"Iya..aku perhatiin," ujar Naruto.

"Nah, kalau gitu, kerjain nomor 1-5 ini," perintah Sakura. Naruto menurut.

20 menit kemudian

"Sudah," kata Naruto. Sakura memeriksa. Dahinya mengerenyit.

"Ini salah! Kamu dengerin aku nggak sih?" marah Sakura. Naruto Cuma pasrah.
.

Hari kedua

"Kerjain soal ini!" perintah Sakura.

"Ini begini kan? Oke, sudah," ujar Naruto.

"Naruto! Soal ini salah total!" marah Sakura sambil menendang Naruto.

"Sialan ni cewek! Awas loe, Sakura!" batin Naruto.
.

Hari ketiga

"Naruto! Kenapa aku nggak boleh masuk?" tanya Sakura. Naruto nggak ngebolehin Sakura masuk kamarnya untuk mengajarinya.

"Sini, biar tante yang urus," ujar Kushina. Sakura mengangguk.

"NARUTTOO! Buka pintu atau aku panggilin guru favoritmu itu?" teriak Kushina super keras sampai Sakura menutup kupingnya.

"I..iya," jawab Naruto lalu membuka pintu kamarnya.

"Naru..aku beri kamu pemanasan dulu," ujar Sakura sambil menutup pintu kamar. Naruto bergidik

Dan terdengar teriakan yang entah suara manusia atau bukan.
.

Hari keempat

"Mampus loe!" ujar Naruto. Pualng sekolah, dia langsung menyiapkan jebakan untuk 'teman baik'nya, Sakura.

Sakura datang, dan duduk dikursi yang kakinya tinggal 3. Tentu saja dia jatuh.

"NARUTOOO!" teriak Sakura. Naruto ketawa cekikikan.
.

Hari kelima

Kali ini, Sakura sangat waspada. Dia melihat ada kulit pisang. Dibuangnya ketempat sampah. Naruto yang mengintip dari kamarnya terkejut.

"Naruto, kamu ya yang menaruh kulit pisang ditangga?" tanya Sakura dengan aura membunuh. Naruto menelan ludah.

"RASAKAN!" Sakura mengeluarkan jurus Shining Wizard-nya, dan Naruto tepar.

1 jam kemudian

"Kerjakan soal ini," perintah Sakura. Naruto mengangguk.

"Sudah," ujar Naruto. Sakura ragu-ragu. Pasalnya, biasanya Naruto lamaaa banget kalau ngerjain matematika.

"Hm..bener," ujar Sakura. Dia sekarang tersenyum. Naruto terkejut.

"Huwahahahah! Ternyata aku emang hebat! Lihat aku sekarang, Sakura!" ujar Naruto. Sakura tertawa.

Fordward to Sakura's Birthday

"Sakura, otanjoubi omedetoo ya," ujar Naruto sambil member sebuket bunga mawar.

"Terimakasih! Indah sekali," ujar Sakura.

Naruto mengajak Sakura untuk jalan-jalan ke sebuah taman yang diterangi sinar rembulan. Pokoknya, romantic banget!

"Naruto, ini indah sekali!" puji Sakura. Naruto tersenyum.

"Sakura, terimakasih," ujar Naruto.

"Untuk apa?" tanya Sakura.

"Kau sudah mengajariku. Kau guru terbaikku! Kau juga yang terbaik bagiku," ujar Naruto lagi.

"Jadi?"

"Sakura mau jadi guruku lagi?"

"Aku nggak bisa ngajari apa-apa lagi, Naruto! Kamu pasti bisa belajar sendiri," sahut Sakura.

"Bukan pelajaran!"

"Lantas?"

Hening sesaat. Suara-suara serangga membuat naruto semakin gugup. Nampaknya, ia menyukai gurunya ini.

"Mau nggak ngajarin aku..cinta?"

"Hah?"

"Maksudnya, jadi pacarku," ulang Naruto.

"Boleh saja, sih! Oke, sekarang mau kemana?" jawab Sakura.

"Serius?" Naruto nggak percaya. Sakura mengangguk.

"Gimana kalau jalan-jalan ditaman ini dulu?" tawar Naruto. Sakura mengangguk. Dan dua sejoli itu menyusuri taman dengan siraman sinar rembulan.

FIN

Maafkan Aku, Bu - (Edisi Revisi XD )

Disclaimer : Tite Kubo

-Ichigo POV-

Pagi yang cerah. hari ini hari ibu, semua anak pasti sedang memberikan kado pada ibu mereka dan berkata "Selamat Hari Ibu!". Tapi aku? Yah, ibuku sudah meninggal waktu aku kecil. Kini tinggal aku, ayah, dan 2 adik perempuanku, Yuzu dan Karin. Untungnya, aku punya seorang pacar, Rukia namanya.

Hari ini Rukia bilang, ia akan menemaniku dan keluargaku untuk ziarah ke makam ibuku. Tentunya, kami semua sudah berapa lama, aku mendengar suara di pintu. Pasti Rukia! Aku bukakan pintu untuknya.

"Hai, Ichigo!" sapa Rukia.
"Ah..Cepat juga kau datang," kataku.
"Ah,, Kak Rukia! Masuk dulu, Kak," kata Yuzu
"Ya, permisi," ucap Rukia.

Kami berbincang di ruang tamu, sambil menunggu si tua bangka bersiap-siap. Yah, bagaimanapun juga dia ayahku..

-Selang berapa lama-

Kami tiba di makam ibuku. Kami semua berdo'a untuk almarhumah ibuku. (halah). Aku mulai berdoa..

"Ibu, semoga kau tenang di alam sana..Sebagai info, sekarang aku punya pacar, namanya Rukia Kuchiki..Selamat Hari Ibu, ya..Oh, ya, aku mau minta maaf pada ibu karena dulu aku pernah mencuri kalungmu dan menjualnya untuk membeli mainan..Maafkan aku ya bu.."

Aku selesai berdo'a. kulihat yang lain Mereka belum selesai juga. Rukia melihatku dengan tatapan cemas.
"Ada apa?", tanyaku.
"Nggak, cuma mukamu tadi waktu berdo'a aneh sekali," kata Rukia.
"Ahaha," Aku hanya tertawa.

Dan kami pun pulang.

-FLASHBACK-

Siang ini aku baru pulang sekolah. Capek banget. Seperti biasa, aku pulang lewat toko mainan. Dan aku melihat boneka robot yang bagus sekali! Segera aku merogoh saku. Sialnya, uang sakuku habis. Sedang mainan itu harganya 5000 Yen..

Akhirnya, ketika sampai rumah, aku langsung mengendap-endap ke kamar ibu. Ketika akan mengambil uang, ibuku masuk kamar. Untungnya, lemari kamar ibu besar, jadi aku cepat-cepat masuk ke dalam lemari itu...

Setelah ibu pergi, baru aku berniat ambil uang 5000 Yen untuk membeli robot itu. Bukannya nemu duit, eh malah nemuin kalung. Ya udah, kuambil aja kalung itu, terus kujual di toko emas. Kembaliannya? Aku ambil lah!

-END-

Renji is Sleepy

Disclaimer : Bleach punyanya Tite Kubo-sensei..

.

"Hoahm..ngantuknya! Pasti gara-gara Kuchiki- taichou kemarin ngasih tugas banyak banget! Mumpung sepi..tidur ah!" batin Renji. Ya, kemarin memang dia lembur, karena banyak hollow yang menyerang dunia manusia.

Beberapa menit kemudian, datanglah teman lamanya, Hinamori, mengganggu tidur Renji.

"Permisi, Abarai-kun! Saya ingin bertemu Kuchiki-taichou!" kata Hinamori.

"APA! NGOMONG APA LOE?" bentak Renji yang masih belum sadar dari tidurnya.

"A..Anu..Ini Hinamori. Ingin menyerahkan dokumen ini pada Kuchiki-taichou.." jawab Hinamori dengan takut-takut.

"Oh..ada tuh! Orangnya di ruangannya!" kata Renji santai.

Hinamori pun masuk ke ruangan Byakuya, sambil tetap mengawasi saabatnya itu." Abarai kenapa ya? Padahal biasanya dia tidak begitu.." batin Hinamori. Sedangkan Renji kembali tertidur pulas di atas mejanya.

Setelah urusannya selesai, Hinamori ga berani pamit Renji. Takut di bentak! Akhirnya, dia balik gitu aja ke divisinya. Sedangkan Byakuya mendapatkan misi untuk memberantas hollow. Karena hollow tersebut kuat, maka ia bermaksud mengajak Renji.

"Renji! Bangun! Kita dapat misi memberantas hollow." kata Byakuya, tetep cool kayak biasanya.

"Hah? APE? SIAPA YANG MATI! GUE MASIH HIDUP, SETAN!" bentak Renji, masih belom sadar juga!

Byakuya shock berat mendengar perkataan Renji. Karena tersinggung, ia balas ngebentak Renji.

"WOI! GUE BILANG BANGUN, BUKAN MATI, BUDHEG! Lagian itu kan beda banget! BANGUN, GOBLOGH!" bentak Byakuya dengan kasarnya.

Renji langsung bangun ngedengar bentakan Byakuya yang kayak bangun, dia langsung ngeliat ekspresi Byakuya yang pasang Death Glare! "Ah..mampus gue.."batinnya.

"A..anu, taichou..maaf.." kata Renji dengan tergagap.

"Haah..ya,sudahlah! Sekarang, kita dapat misi! Cepat siap-siap! Kita akan berangkat!" jawab Byakuya.

Sepulang dari menjalankan misi

"Ah selesai deh!Masih ngantuk juga..Tidur lagi ah!" batin Renji, untung pas ngejalanin misi ga ketiduran!

Hitsugaya dan Hinamori yang kebetulan lewat divisi 6, kaget liat Renji tidur di atas meja fukutaichounya.

"Kenapa si Abarai itu? Kok tidur?" tanya Hitsugaya.

"Ehm..biarkan sajalah, Hitsugaya-kun. Kasihan! Dia ngantuk tuh!" jawab Hinamori.

"Tapi kan..HEI! Panggil aku Hitsugaya-TAICHOU!" kata Hitsugaya emosi.

"Suka-suka aku dong!" kata Hinamori menggoda teman tapi mesranya(?) itu

"Terserah deh! Tapi, darimana kau tau dia ngantuk?" tanya Hitsugaya.

"Ya..yang namanya orang tidur kan ngantuk! Lagipula, kemarin juga gitu. Sampai bentak-bentak aku segala, saking ngantuknya!" jawab Hinamori

"Apa? Dia bentak kamu? Kurang ajar!" kata Hitsugaya, yang kemudian mengeluarkan zanpakutounya.

"Eh? Mau apa kau, Hitsugaya-kun?" tanya Hinamori was-was

"Mau buat dia tidur..tidur SELAMANYA! HYORINMARU!" seru Hitsugaya, yang sukses membekukan Renji yang lagi tidur!

Renji pun akhirnya sukses tidur. Ga bakal ada yang ngeganggu dia lagi. Dia tidur dengan tenang, dengan sinar matahari senja yang mantul dari kepala botak Ikkaku. Good night, Abarai Renji. Have a nice dream!

-END-