Sabtu, 17 April 2010

Almost Lost You ch 4

Chapter 4 : Sorry

-Byakuya Kuchiki-

Aku jalan-jalan dengan Rukia hari ini. Rukia minta dibeliin chappy. Tentu saja, apa yang tidak untuk putriku satu-satunya ini? Aku sampai izin tidak kerja, tapi meetingku jam 3 sore tetap tidak bisa dibatalkan. Akhirnya, aku hanya menemani Rukia sampai jam 3 sore. Aku melihat sesosok pria berambut orange yang sepertinya memperhatikanku dengan Rukia.

"Rukia, apa itu Kurosaki?" tanyaku pada Rukia.

"Hah? Ichigo!" tiba-tiba laki-laki itu berlari. Rukia segera mengejarnya.

Aku benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi.

---

Sesampainya dirumah, setelah meeting tentunya, Hisana menyambutku dengan muka cemas.

"Ada apa, sayang?" tanyaku (A/N : mesranya~)

"Itu..Rukia," Hisana menunjuk kea rah tangga. Kamar Rukia memang dilantai 2.

"Ada apa dengan Rukia?" tanyaku, aku mulai cemas.

"Rukia..menangis. Aku tidak tahu kenapa," ujar Hisana.

"Baiklah. Biar aku yang menghiburnya," ujarku menenangkan Hisana. Kini aku menuju kamar Rukia.

---

"Rukia," panggilku. Rukia menoleh, matanya basah. "Kamu kenapa?"

"A..aku..tidak apa-apa," jawab Rukia terbata-bata

"Tidak apa, bicara saja pada ayah," ujarku.

"Itu..Ichigo.."

---

Aku keluar dari kamar Rukia. Hisana langsung menghambur ke arahku. Matanya menunjukkan bahwa ia sangat cemas pada putri semata wayangnya.

"Bagaimana?" tanya Hisana,

"Tidak apa, Cuma masalah dengan pacarnya," jawabku. Muka Hisana pucat.

"Ti..tidak apakah, Byakuya?" tanyanya. Aku tersenyum. (A/N : waa, Byakkun senyum!!)

"Ya, dia kan sudah besar. Masalahnya, dia menangis gara-gara pacarnya," ujarku.

"Aku harus bicara pada Ichigo," pikirku.

---

Keesokan harinya, hari minggu. Aku menelpon Ichigo dan mengajaknya ke kafe untuk berbicara empat mata. Ichigo datang tepat waktu, tentunya. Aku langsung saja mengutarakan maksudku, soal Rukia.

"Kurosaki, ini tentang Rukia," kataku. Ichigo tampak terkejut.

"Ada apa memangnya?" tanyanya dengan nada cuek, tapi mukanya cemas.

"Dia..menangis. Sepertinya kau salah paham kemarin," kataku.

"Apa hubungannya?" elaknya.

"Ya, dia menangis karena kau tidak menghiraukannya. Aku ini ayahnya," jelasku, Ichigo tampak sangat terkejut.

"Ja..jadi, anda ini.." belum selesai Ichigo bicara, aku mengangguk. Ichigo Nampak malu sekali.

"Nah, kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kau ikut aku? Minta maaf pada Rukia," tawarku. Ichigo mengangguk, mukanya masih merah.

---

Aku dan Ichigo masuk ke rumahku, rumah keluarga Kuchiki. Ichigo tampak sudah baikan, tapi ia kelihatan cemas. Aku masuk rumah dengan tenang.

"Byakuya, selamat datang," ujar Hisana menyambutku. Ia terkejut melihat Ichigo.

"Permisi," kata Ichigo.

"Ah, ya. Mau bertemu dengan Rukia ya?' tanya Hisana, kemudian menatapku. Aku mengangguk.

"Sebentar ya. Semua akan baik-baik saja," kataku pada Hisana. Aku mengajak Ichigo ke lantai 2, kamar Rukia.

---

"Uh..uh.." isak Rukia ketika aku dan Ichigo memasuki kamarnya.

"Rukia, ada yang mau bertemu denganmu," ujarku.

"Uh..siapa?" tanya Rukia sambil menoleh. Betapa terkejutnya dia melihat Ichigo ada disana.

"Ini aku. Aku..mau minta maaf..maaf telah membuatmu menangis," kata Ichigo, dengan mata berkaca-kaca.

"Ichi..Ichigo!!" Rukia langsung memeluk Ichigo dengan air mata berlinang. Aku tersenyum . Rukia menoleh ke arahku. Aku mengangguk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar